Melalui release yang diterima Jubi, Kamis (27/8/2015), Ketua GPMPI, Fictor Belau mengatakan, pihaknya melakukan aksi demonstrasi tersebut sebagai tindak lanjut dari aksi sebelumnya pada tanggal 25 Februari 2015 lalu di kantor Gubernur Papua. Aksi ini diterima oleh Asisten II Setda Papua, Doren Wakerkwa yang mengatakan aksi tersebut salah tempat.
“Adik-adik mahasiswa salah tempat. Jadi adik-adik naik demo di Intan Jaya,” kata ketua GPMPI, Fictor Belau menirukan ucapan Doren Wakerkwa kala itu.
“Kami DPRD akan sampaikan aspirasi adik-adik ke Kabag Kesra,” ucap dua anggota DPRD Intan Jaya ini, saat bertemu para mahasiswa.
Ia mengatakan, karena beasiswa belum diberikan, pihaknya melakukan aksi demo damai pertama tanggal 17 Agustus 2015 sore di Bandara Soko Paki, Intan Jaya. Tujuannya aksi ini adalah meminta informasi tentang beasiswa. Tapi belum sempat aksi demo dilakukan, Bupati setempat memerintahkan anggota Brimob untuk memukul para mahasiswa di bandara Soko Paki.
Di saat yang bersamaan, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi, Piter Tabuni, Sekwan DPRD Neno Tabuni, Kabag Kesra, Titus Agimbau, dan Kepala Dinas Kependudukan mengambil batu dan melempar mahasiswa untuk membubarkan aksi tersebut.
Akibatnya sekitar 14 mahasiswa yang hendak melakukan aksi demo ini terluka. Para mahasiswa yang terluka ini adalah :
Melianus Duwitau : Memar di pipi dan tangan patah
Tianus Bagau : Tangan bengkak, pipi memar dan mulut darah
Elias Mujijau : Telinga darah dan kepala bengkak
Ficki Belau : Testa pecah, rahang kiri-kanan bengkak dan kening pecah
Raimun Ugipa : Kepala bocor dan rahang kiri-kanan pecah.
Amos Dendegau : Tangan bengkok
Benyamin kobogau : Gigi patah
Merkias Tipagau : Gigi dalam patah
Deselinus Sani : Gigi patah
Nikanol Miagoni : Kepala belakang lecet, kepala bocor tangan kiri kanan patah.
Aten Japugau : Telinga darah dan kepala darah.
Dominikus Dendegau : Bibir pecah dan telinga robek.
Daniel Hagimuni : Rahang bengkak.
Venus Sondegau : Rahang kiri kanan patah, gigi patah, pipi bengkak tangan lecet.
Mhasiswa lainnya, Rufinus Japugau mengatakan sikap para pejabat Intan Jaya ini sangat kekanak-kanakan.
“Mahasiswa sudah menang dan Pemda Intan Jaya sudah kalah, karena sikap pemerintah daerah ibarat anak-anak kecil dan belum dewasa. Kalau pemimpin itu harus main otak bukan main fisik. Jadi kami (GPMPI) menyatakan tanggal 18 Agustus tahun 2015 adalah hari bersejarah dan hari kemenangan bagi mahasiswa Intan Jaya dan hari kekalaan Pemda Intan Jaya,” ujar Rufinus.
Bupati Kabupaten Intan Jaya, Natalis Tabuni, ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler terkait aksi pemukulan terhadap mahasiswa, tidak memberikan tanggapan. Beberapa pesan singkat yang dikirim juga tak direspon. (Abeth You
Komentar
Posting Komentar